PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN LIMBAH ORGANIK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN AMELIORAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DI WILAYAH PESISIR
Authors
Arsy Aysyah Anas , Zulfikar Zulfikar , Waode Siti Anima Hisein , Nini Mila Rahni , Mirza Arsyati Arsyad , Agustono Slamet , La MudiDOI:
10.29303/amtpb.v3i1.69Published:
2021-01-29Issue:
Vol. 3 No. 1 (2021): Edisi Januari 2021Articles
Downloads
How to Cite
Abstract
Wilayah pesisir merupakan interface antara kawasan laut dan darat yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lainnya, baik secara biogeofisik maupun sosial ekonomi. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan melakukan berbagai aktifitas ekonomi dan sosialnya berhubungan dengan wilayah pesisir dan lautan. Secara Ekonomi, masyarakat pesisir termasuk dalam golongan masyarakat dengan penghasilan rendah. Hal ini berdampak pada rendahnya daya beli masyarakat terhadap produk-produk pangan untuk pemenuhan gizi keluarga. Pemanfaatan lahan pekarangan menjadi solusi terbaik dalam membangun ketahanan pangan keluarga masyarakat pesisir. Namun, pemanfaatan lahan pekarangan di wilayah pesisir diperhadapkan pada kompleksitas masalah lingkungan utamanya tanah dan atmosfer (klimatologis) yang kurang mendukung bagi pertumbuhan tanaman. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini di fokuskan pada pemberdayaan masyarakat khususnya kelompok ibu-ibu rumah tangga pesisir untuk mengadopsi teknologi pengolahan limbah organic menjadi limbah organic terfermentasi yang berfungsi sebagai bahan ameliorant tanah, yang selanjutnya dapat memperbaiki kondisi lingkungan tumbuh tanaman di lahan pekarangan. Kegiatan PKM dilaksanakan di kelurahan Talia berlangsung dari Bulan Juni hingga Oktober 2020. Pendekatan PRA (Paticipatory Rural Appraisal) yang meliputi metode sosialisasi, bimbingan teknis, penyuluhan dan pendampingan serta analisis laboratorium diterapkan untuk meningkatkan minat, motivasi, semangat, pemahaman dan pengetahuan masyarakat/kelompok Ibu-Ibu Rumah Tangga. Hasil kegiatan menunjukkan minat dan antusias Mitra cukup tinggi yang ditunjukkan dengan mitra telah mampu mengolah limbah organic menjadi limbah organic terfermentasi sebagai bahan ameliorant tanah secara mandiri, yang selanjutnya diaplikasikan untuk budidaya tanaman sayuran di lahan pekarangan dan hasilnya telah dimanfaatkan atau dikonsumsi.
References
Anas, A.A., N.M. Rahni, dan S. N. Isnian. 2019. Bioteknologi Bokashi Plus dan Intercropping pada Tanaman Hortikultura. Jurnal Inovasi Sains dan Teknologi (Instek). Vol. 1 No. 2. Februari 2019.
Anas, A.A., N.M. Rahni, dan S. N. Isnian. 2018. Pemanfaatan Vegetasi Sekunder dan Limbah Serbuk Gergaji Sebagai Pupuk Bokashi Plus Pada Budidaya Tanaman Hortikultura dalam Sistem Intercropping. Jurnal Pegabdian Masyarakat Amaliah. Vol. 2 No. 2, Desember 2018.
Andini, L. 2019. Pemanfaatan Vegetasi Sekunder Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Terong Ungu (Solanum melongena L.) di Lahan Kering Marginal. Skripsi Fakultas PertanianUHO.
Ashari, S., dan Purwantini, T.B. (2012). Potensi dan Prospek Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Bogor: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Dariah, A. 2017. Bahan Pembenah Tanah. Prospek dan Kendala Pemanfaatannya. Sinar Tani edisi 6 Mei 2017.Jakarta
Djatihardi, A. 2016. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016. Hal.1742-1750
Dwiratna, N.P.S., Widyasanti, A., dan Rahmah, D.M. (2016). Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan Menerapkan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari. Jurnal Aplikasi Untuk Masyarakat Dharmakarya, 5(1):24-32.
Fadel, Muhammad. (2009). Reinventing Local Government: Pengalaman dari Daerah. Jakarta:Gramedia.
Hosen, N. 2008. Potensi dan masalah pengembangan lahan pekarangan mendukung peningkatan produksi buah-buahan di sumatera barat. Prosisding seminar hortikultura, Puslitbang Hortikultura.
Indriyani, L. dan A.A. Anas. 2015. Remediation of soil with abundance of Iron Through The Use of Sago Waste Extraction. Prosiding The 8TH International Conference on Innovation and Collaboration Towards ASEAN Community 2015.
Kasno, A. 2008. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah. Balai Penelitian Tanah Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia
Ma’ruf, Amar. 2018. Karakteristik Lahan Pesisir Dan Pengelolaannya Untuk Pertanian. https://www.researchgate.net/publication/324830583_Karakteristik_Lahan_Pesisir_Dan_Pengelolaannya_Untuk_Pertanian. Diakses 2 september 2019.
Putri, Fiadini. 2011. Bertani di Lahan Pasir Pantai. BBPP Lembang
Rachman, A., A. Dariah, dan D. Santoso. 2006. Pupuk Hijau. Dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Rositasari, R. 2001. Indonesia Menuju Manajemen Wilayah Pesisir Terintegrasi. http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxvi(2)25-34.pdf. Diakses 2 september 2019.
Safitri, E., Budiyono, dan N. Suwarni. 2012. Karakteristik Sosial Ekonomi Nelayan Di Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat.
https://media.neliti.com/media/publications/250563-karakteristik-sosial-ekonomi-nelayan-di-5408c4df.pdf. Diakses 2 september 2019
Sagiman, S. 2001.Peningkatan Produksi Kedelai di Tanah Gambut Melalui Inokulasi Bradyrhizobium Japonicum Asal Gambut dan Pemanfaatan Bahan Amelioran (Lumpur dan Kapur). Disertasi Program Pasca Sarjana Institute PertanianBogor
Suriadikarta, D.A., T. Prihatini, D. Setyorini, dan W. Hartatik. 2005. Teknologi pengelolaan bahan organik tanah. Hlm. 169-222 Dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering. Pusat Penelitian Tanah dan Agrklimat. Badan Litbang Pertanian.
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).